Sungai Pekalen merupakan sungai yang dipakai rafting di Probolinggo, terletak 25 km dari kota Probolinggo tepatnya terbentang di antara tiga kecamatan berturut-turut yaitu kecamatan Tiris, kecamatan Maron, dan kecamatan Gading. Bantaran sungai yang bisa diarungi berjarak 29 km yang terbagi atas 3 area. Dan kebanyakan grup rafting membagi menjadi 3 bagian: Sungai Atas berjarak 12 km, Sungai Tengah berjarak 7 km, dan Sungai Bawah berjarak 10 km. Karakteristik sungai berbelok dan bertebing, panorama alam yang indah, puluhan jeram (grade 2 s/d 3+) yang exotic dan menantang, kemegahan air terjun, dan kemolekan gua-gua kelelawar, serta masih ditemuinya beberapa satwa langka seperti burung elang, burung kepodang, monyet, biawak, linsang, tupai dll menjadi daya tarik tersendiri yang dapat kita nikmati.
Sungai Pekalen, terletak 25 km dari kota Probolinggo tepatnya terbentang di antara tiga kecamatan berturut-turut yaitu kecamatan Tiris, kecamatan Maron, dan kecamatan Gading. Bantaran sungai yang bisa diarungi berjarak 29 km yang terbagi atas 3 area. Dan kebanyakan grup rafting membagi menjadi 3 bagian: Sungai Atas berjarak 12 km, Sungai Tengah berjarak 7 km, dan Sungai Bawah berjarak 10 km. Karakteristik sungai berbelok dan bertebing, panorama alam yang indah, puluhan jeram (grade 2 s/d 3+) yang exotic dan menantang, kemegahan air terjun, dan kemolekan gua-gua kelelawar, serta masih ditemuinya beberapa satwa langka seperti burung elang, burung kepodang, monyet, biawak, linsang, tupai dll menjadi daya tarik tersendiri yang dapat kita nikmati.
Lokasi
Lokasi sungai ini sangatlah mudah untuk dijangkau dari kota Surabaya atau kota lainnya. Dari pusat kota probolinggo kita bisa meneruskan perjalanan ke arah timur menuju kota bondosowoso dan papan reklame tempat rafting ini telah banyak terpasang. Ada beberapa Event organizer rafting di sungai ini dan yang paling terkenal adalah Songa dan Noars. Untuk cerita kali ini bisa saya akan membahas Songa Adventure. Untuk info lebih lengkap bisa dilihat di website Songa Adventure
Untuk menemukan lokasi basecamp dari Songa atau Noars tidaklah begitu sulit karena dari jalan raya Probolinggo tinggal melihat papan petunjuk besar yang terletak di pinggir jalan. Dari jalan raya ini harus menempuh jarak sekitar 15 km untuk sampai ke basecamp. Sayangnya kondisi jalan menuju kesana tidak begitu bagus, sehingga mau tidak mau memaksa para pengunjung terlebih dahulu harus berarung jeram melawati jalan akses yang berlubang-lubang. Perjalanan dari jalan raya sampai ke basecamp ini memakan waktu sekitar 1 jam.
Catatan Perjalanan
Tiba di basecamp, peserta akan dipersilahkan dulu beristirahat sejenak sambil disuguhi makanan kecil berupa pisang rebus dan minuman yang dinamakan Poka, yang terbuat dari teh dicampur jahe, keningar dan kayu manis. Diberi kesempatan juga untuk berganti pakaian dengan pakaian yang memang siap untuk basah karena pasti akan terciprat derasnya air sungai.
Safety Equipment
Kita diwajibkan memakai helm pelindung, jaket pelampung, dayung yang telah disediakan. Sebelum berangkat kita akan dibagi menjadi tim kecil berisi 5 orang personil tiap perahu dengan pemandu professional serta diberikan sedikit petunjuk teknis saat kita di atas perahu nanti. Setelah semua siap, mobil pick up telah siap mengantar kita ke tempat start dengan kapasitas 12 orang dengan posisi berdiri. Jalur berkelok kelok di lembah Gunung Lamongan ini sungguh indah.
Menuju Starting Point
30 menit kita sampai di pos pemberhentian, mulai dari sini kita diwajibkan berjalan kaki kurang lebih 30 menit melalui jalan berbatu dan menurun terjal, kita wajib berhati hati saat melintas apalagi jika kita berwisata keluarga dengan ayah, ibu, dll seperti saya ini.
Tiba di bibir sungai perahu perahu bertumpuk tumpuk siap untuk mengantar kita berpetualang menyusuri jeram. Perahu karet yang dipakai adalah jenis inflatable raft yang memang diperuntukkan untuk melewati jeram dengan aman karena berisi udara yang dapat meredam benturan antara badan perahu dengan bebatuan jeram.
Sebelum berangkat peserta akan diberi penjelasan singkat tentang cara berarung jeram. Disini peserta akan dikenalkan dengan beberapa istilah yang dipakai. Seperti “Maju” yang berarti mendayung maju, “Mundur” yang berarti mendayung mundur, “Stop” berarti berhenti mendayung, “Kiri Mundur” yang berarti pendayung kiri mendayung mundur dan pendayung kanan tetap mendayung maju, “Kanan Mundur” berarti pendayung kanan mendayung mundur dan pendayung kiri tetap mendayung maju, “Pindah Kiri/Kanan/Belakang” yang berarti peserta harus pindah duduk ke arah yang diperintahkan dan yang paling penting yaitu “Boom” yang berarti peserta harus duduk di lantai dalam perahu dan mengangkat dayungnya menghadap ke atas – ini dilakukan apabila melewati jeram yang sangat deras dengan dinding samping yang sangat sempit.
Okee..perahu telah siap dan kita mulai.. batu besar dan jeram di depan mata telah menghadang, belum ada 10 meter kita sudah mendapat teriakan pemandu “Boom”, kita lansung bergerak sesuai perintah agar perahu tetap aman, perasaan deg degan melintas jeram yang berbahaya ini, batu batu tajam siap menerpa kepala kita.. “Aaarrrghhh” teriakan saat kita terjun dr jeram ini. Rintangan pertama terlewati, tapi 10 meter kembali kita mendapat “Boom” kembali, spot jantung pun kembali tersaji. Inilah serunya saat kita bermain rafting.
Jeram demi jeram telah sukses kami lewati, dan akhrinya kita melewati celah sempit dengan air terjun serta banyak kelelawar, sungguh indah tempat ini. Biawak sebesar komodo pun melintas seakan menyapa kedatangan kami. Selama perjalanan peserta akan disuguhi indahnya 7 air terjun (diantaranya bernama Air Terjun Angin-angin), goa-goa kelelawar dan struktur batuan alami. Sungguh menakjubkan air terjun yang ada disana. Masih begitu alami dan airnya masih begitu jernih dan segar.
apalagi oleh guide-nya, peserta sengaja diberhentikan tepat di bawah derasnya guyuran air terjun. Dijamin semua peserta akan langsung dapat merasakan segar dan derasnya uyuran air terjunnya Melewati air terjun terakhir yang paling besar, perahu kami tepat melintas dibawahnya alhasil kepala kami langsung tersiram air dingin sekeras batu. Memang cukup sakit tapi itu kami anggap hanya sebuah terapi pijat, perahu kami pun langsung dibalik oleh pemandu dan kami pun berenang renang di tengah sungai, tetapi untung di lokasi ini air cukup tenang sehingga kami bisa bermain main air sambil mengabadikan momen ini
Setelah melewati tujuh air terjun, bukan berarti pengarungan sudah selesai. Masih ada jeram yang harus Anda lewati. Oleh karena itu, kami harus pintar-pintar mengatur tenaga agar tidak habis saat di tengah perjalanan. Sesekali akan melewati sungai dengan aliran yang tenang.
Di sini, kami bisa menarik napas sambil menikmati pemandangan yang alami. Akan tetapi, kami harus waspada karena instruktur terkadang akan membalikkan perahu karet sehingga awaknya akan tercebur di sungai .